09/08/20

A letter to myself: Always remember to love yourself first

Setelah melalui 26 tahun kehidupan ini, tanpa kita sadari ternyata banyak hal terjadi kepada diri. Mengerjakan beragam tanggung jawab, menemukan hal-hal baru, bertemu berbagai individu, mengunjungi banyak tempat seru, dan memilih berbagai keputusan. Ada banyak kemungkinan, tapi satu hal yang tidak bisa kita tukar adalah diri kita sendiri.

Halo, teman yang sedang mampir ;) Postingan ini adalah surat dariku untuk diriku, yang penuh ke ge-er an dan banyak memuji-muji diriku sendiri. Karena kalau bukan kita yang membanggakan diri kita sendiri, siapa lagi?

Untuk diriku,

Aku ingin mengucapkan terima kasih, karena diriku yang sudah berusaha untuk selalu berdamai dengan diri sendiri, karena terkadang hati dan pikiran seringkali tidak sejalan. Keren deh kamu diriku! Kamu tidak berusaha terlalu keras kepada diri ini dengan selalu mengatakan, “semua akan baik-baik saja, kamu tidak apa” dsb. Tetap kecewa secukupnya, marah seperlunya, menangis sewajarnya dan bersenang-senang selayaknya.

Kamu sudah baik dengan selalu berusaha mencintai sepenuh hati segala yang telah dimiliki atas usaha dan pencapaian diri kita, dan tidak mengingini apa yang memang bukan untuk kita. Saat itu belum bisa dimiliki atau pergi dari hidup kita. Terima kasih diriku yang selalu mengingat-ingat bahwa dibawah langit ini tidak ada yang abadi, kepastian dalam hidup tidak ada yang bisa jamin, harus selalu berbesar hati ya kalau realisasi diluar ekspektasi, segalanya memang tidak bisa kita yang kendali.

Terima kasih juga karena diriku yang berusaha tidak menjadi pengecut atas tantangan hidup yang selalu menghadang. Ini kata papaku yang akan selalu kuingat, ”Kalau punya masalah jangan lari tapi dihadapai ya.” Sesederhana itu. Setelahnya aku gamau menyebut kesulitan yang datang sebagai masalah hidup, tetapi tantangan hidup. Biar lebih netral aja, bukannya setiap kita punya naluri dengan suka tantangan? Dan yang perlu selalu diingat juga, tidak ada tantangan hidup yang akan pergi dengan sendirinya kalau tidak kita selesaikan segera. Atau mereka hanya akan datang kembali dengan wujud yang berbeda dan pasti lebih menantang.  

Terimakasih diriku yang berusaha tidak mengedepankan rasa takut yang tak beralasan. Kuakui memang belum lama aku memiliki keberanian ini, seperti sekedar tetap menjadi diri sendiri di setiap kesempatan terutama dengan orang-orang baru. Buat apa harus ketakutan dengan apa yang akan terjadi nanti tentang apa yang sebenarnya kita tidak tahu pasti itu akan terjadi atau tidak. You born to be brave Leo! Memang proses kedewasaan lebih terasa kepada diri sendiri secara mental bukan visual ya :,)  

Diriku, karena perjalanan kita masih akan terus berlanjut dan panjang perjalan kita kedepan. Aku ingin menguatkan diriku….karena kita harus terus bekerja keras dalam pembuktian atas purpose kita dan atas pilihan-pilihan kita. Dunia akan keras pada kita yang melunak. Justru kita harus dalam mode siap saat sedang merasa nyaman dengan keadaan kita, itu berarti kita hanya sedang bermain-main di zona nyaman. Bukan tidak boleh menikmati kenyamanan, tetapi hanya saja saat itu kita sedang menunda untuk berproses. Karena kalau berproses pasti rasanya serba tidak nyaman betul kan?  

Kita juga harus siap dan kuat untuk terus mendengar orang lain mencibir usaha kita, mengecilkan semangat kita dan terkadang tidak setuju dengan cara-cara yang kita tempuh. Karena memang akan selalu ada yang begitu, dan bukan tugas kita untuk membuat semua orang senang apalagi setuju. Keep doing what you love, and love what you do! Energi yang kita bawa pasti akan menghantarkan kita pada kesuksesan itu pada waktu yang tepat.  

Didepan sana pasti ada proses yang harus terasa gagal, lebih banyak lagi kekecewaan atas ekspektasi yang menanti kita. Tidak apa, kita pasti bisa! Ingat kan yang sudah kita lalui sejauh ini? Kita jangan saling menyalahkan ya. Itu adalah bagian dari proses pendewasaan kita dalam berpikir dan merespon. Sebagai pribadi yang ingin berkembang dalam kehidupan pribadi atau karir, aku percaya proses pendewasaan itu tidak mudah, seperti jenjang sekolah yang makin tinggi pasti makin sulit dari yang sebelumnya. Jangan berharap didepan sana lebih mudah, tapi kita yang harus menjadi semakin kuat. So, are you ready, myself?

My mantra: I love you myself, since day one I can see you in the mirror, I can hear when you speak in my head, and when I can feel you feeling guilty about lying to the parents. It’s ok not to be ok sometimes. You’re doing great already!  Don’t stop believing.

Stay in the know on Instagrams:
@janicegumans